Perubahan
bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah
tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan
dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain
bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka.
Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin
secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya
untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi
untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.
Keperawatan
yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau
merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi persyaratan
kerja dalam keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan,
termasuk klien dan keluarganya, dokter, manajer keperawatan, perawat pengawas
dan perawat penanggung jawab yang berbeda dalam tiap ship.
Perawat
pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa kali dalam satu hari.
Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik, kadang
menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda. Sebagai perawat
pelaksana maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk
meningkatkan kesadaran dan keterlibatan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja berharap
perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu,
sebaiknya perawat perlu mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.
TINGKATAN
PERUBAHAN
Ada empat
tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat
perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey dan Blanchard (1977)
menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan
perubahan.
Perubahan
pertama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling mudah
dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen.
Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara
yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit
dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
Tingkat
kesulitan berikutnya adalah perilaku individu. Misalnya seorang manajer mungkin
saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik
dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak
menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak
nyaman dengan perilaku tersebut.
Perilaku
kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan
banyak orang. Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus
mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit. Bila
kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari
dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
1. Perubahan partisipatif
Perubahan partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah
pengetahuan ke perilaku kelompok.
Pertama-tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan
mengembangkan sikap positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang
berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan
menginginkan bahwa hal ini memang benar.
Sesudah berprilaku dalam cara
tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang
lain untuk berperilaku sesuai dengan
yang diharapkan. Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan oleh pemimpin
dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat lambat
atau secara evolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak buah umumnya
menyakini apa yang merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan bukan
merupakan tuntutan eksterinsik.
2. Perubahan diarahkan atau paksaan
Bertolak belakang dengan perubahan
partisifatif, perubahan ini dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan
manajemen yang lebih tinggi memberikan tengatng aarah dan perilaku untuk sistem
dari masalah: aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi fokus. Perintah
disusun dan anak buah diharapkan untuk memenuhi dan mematuhinya. Harapan
mengembangkan sikap positif tentang hal tersebut dan kemudian mendapatkan
pengetahuan lebih lanjut. Jenis perubahan ini bersifat berubah-ubah, cenderung
menghilang bila manajer tidak konsisten untuk menerapkannya.
STRATEGI
PERUBAHAN
Ada beberapa
strategi untuk memecahkan masalah-masalah dalam perubahan, strategi tersebut
antara lain yaitu:
1. Strategi Persahabatan
Penekanan didasarkan pada
kebersamaan dalam kelompok, dengan cara mengenal kelompok, membangun ikatan
sosial, diantara anggotanya. Strategi ini cocok diterapkan pada anak buah yang
membutuhkan rasa sosial yang tinggi.
Model ini cocok diterapkan pada kondisi pertimbangan tinggi dan struktur
rendah.
2. Strategi Politis
Hal ini identik dengan struktur
kekuasaan formal dan informal. Setelah struktur ini di identifikasi , baru
dilakukan beberapa upaya untuk mempengaruhi mereka yang berada pada kekuasaan.
Anggapan dasar strategi ini adalah sesuatu akan dicapai bila orang-orang yang
berpengaruh dalam sebuah sistem mau melakukannya.
3. Strategi Ekonomis
Tekanannya pada bagaimana
mengendalikan materi. Dengan sumber daya materi, apaun dan siapapun dapat
membeli / menjual. Pelibatan hal ini ked alam kelompok sering didasarkan pada
pemilikan atau pengendalian sumber-sumber daya yang dapat di jual.
4. Strategi Akademis
Strategi ini menekankan pada
pengetahuan dan pendalaman pengetahuan yang merupakan pengaruh primer. Anggapan
dasarnya adalah logis dan rasional,objektif: bahwa keputusan yang didasarkan
pada apa yang dianjurkan oleh penelitian adalah jalan terbaik untuk diikuti.
Strategi ini tidak mementingkan emosi. Jika mengusulkan cara maka pemimpin
dapat mencari studi penelitian yang mendukung tujuannya.
5. Strategi Teknis
Metoda ini tepat bagi orang-orang
yang mengabaikan subjek-subjek dengan memperhatikan lingkungannya. Ini
merupakan salah satu pendekatan sosiologis dengan anggapan dasar bahwa
lingkungan disekelilingnya berubah.
6. Strategi Militer
Metode strategi militer ini
berdasarkan pada kekuatan fisik dan ancaman yang nyata. Posisi/kekuasaan
digunakan juga dalam bentuk dan ancaman, bila keinginan pimpinan tidak dipatuhi. Ini merupakan
strategi struktur tingkat tinggi.
7. Strategi Konfrontasi
Pendekatan ini menimbulkan konflik
non kekerasan dan non fisik diantara orang. Dengan melakukan ini, seorang
pemimpin mendesak orang untuk mendengar dan melihat apa yang terjadi
selanjutnya akan terjadi perubahan. Orang sering terbagi kedalam kelompok atau
geng sebagai akibat strategi ini. Bila kelompok merasa bahwa mereka tidak akan
atau tidak dapat didengar dengan suatu cara, maka strategi ini sering dipilih. Pemogokan
kerja adalah salah satu contohnya.
BEBERAPA
TEORI PERUBAHAN
1. Menurut Kurt Lewin (1951)
Kurt Lewin
lahir pada tanggal 9 September 1890 di desa Mogilno, Jerman, sekarang wilayah
Polandia. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara, Lewin menyelesaikan
sekolah menengahnya di Berlin, Jerman tahun 1905 kemudian ia masuk Universitas
di Freiburg dengan maksud belajar ilmu kedokteran, tetapi ia segera melepaskan
idenya ini setelah satu semester belajar psikologi pada universitas yang sama.
Setelah meraih gelar doktornya pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan
Jerman selama empat tahun. Pada akhir perang ia kembali ke Berlin sebagai
instruktur dan asisten penelitian pada fakultas Psikologi ‘Berlin
Psychoanalytic Institute’.
Tahun 1933
ia pindah ke Amerika dan menghabiskan sisa hidupnya di Amerika Serikat. Lewin
bekerja dalam bidang psikologi anak-anak pada Universitas Cornell (1933) selama
dua tahun sebelum dipanggil ke Universitas negeri Iowa sebagai profesor
psikologi pada Badan Kesejahteraan Anak (1935-1945). Pada tahun 1945, Lewin
menerima pengangkatan sebagai profesor dan direktur Pusat Penelitian untuk
dinamika kelompok di Institut Teknologi Massachussetts. Pada waktu yang sama,
ia menjadi direktur dari Commission of Community Interrelation of The Amerika
Jewish Congress, yang aktif melakukan penelitian tentang masalah- masalah
kemasyarakatan. Ia meninggal secara mendadak karena serangan jantung di Newton
Ville, Massachussetts, pada tanggal 9 Februari 1947 pada usia 56 tahun.
Menurut
Kurt Lewin, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap
organisasi, individu, atau kelompok. Jadi, ia memfokuskan pada pernyataan
“mengapa”, yaitu mengaopa individu-individu, kelompok, atau organisasi berubah.
Dari situ ia mencari tahu bagaimana perubahan dapat dikelola dan menghasilkan
sesuatu. Lewin berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan
berhadapan dengan keengganan (resistances) untuk berubah. Perubahan itu sendiri
dapat terjadi dengan memperkuat “driving forces” itu, atau melemahkan
“resistances to change”.
Dari
situlah Lewin merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola
perubahan.Tahap-tahap perubahan tersebut
yaitu:
a.
Unfreezing (tahap pencarian)
Unfreezing merupakan suatu proses penyadaran
tentang perlunya atau adanya kebutuhan untuk berubah. Pada tahap awal ini,
seseorang mencari sesuatu yang baru baik dari sisi nilai, sikap maupun
kepercayaan. Seseorang dapat mengadakan proses perubahan jika memiliki motivasi
yang kuat untuk berubah dari keadaan semula.
b.
Changing (tahap mengubah)
Changing merupakan langkah yang berupa
tindakan, baik memperkuat “driving forces” maupun memperlemah resistances”.
Bisa dikatakan juga tahap menstabilkan norma-norma yang sudah ada.
c.
Refreezing (tahap pembekuan)
Pada tahap ini merupakan tahap pembekuan di
mana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tahapan yang baru
dengan keseimbangan yang baru.
d.
Action
Research (Tahap Penelitian Tindakan)
Tahap penelitian tindakan menjelaskan bahwa
hasil penelitian yang ada langsung
diaplikasikan ke kegiatan-kegiatan yang ada. Kemudian, lebih fokus
menaruh penelitian terhadap suatu tindakan yang berfokus pada masalah yang
nyata. Penelitian itu dikembangakan dari pengetahun atau teori dan logat yang
dapat di ambil.
Konsep-Konsep Kepribadian dari Lewin
Bagi Lewin, teori medan merupakan sekumpulan
konsep dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan psikologis. Konsep-konsep
ini harus cukup luas untuk dapat diterapkan dalam semua bentuk tingkah laku,
dan sekaligus juga cukup spesifik untuk menggambarkan orang tertentu dalam
suatu situasi konkret. Lewin juga menggolongkan teori medan sebagai “suatu
metode untuk menganalisis hubungan-hubungan kausal dan untuk membangun konstruk-konstruk
yang ilmiah.
Ciri-ciri utama dari teori Lewin, yaitu:
1. Tingkah laku adalah suatu fungsi
dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu terjadi
2. Analisis dimulai dengan situasi
keseluruhan dimana bagian-bagian komponennya dipisahkan
3. Orang yang kongkret dalam situasi
yang kongkret dapat digambarkan secara matematis
Konsep-konsep teori medan telah diterapkan
Lewin dalam berbagai gejala psikologis dan sosiologis, termasuk tingkah laku
bayi dan anak-anak, masa adolesent, keterbelakangan mental, masalah-masalah
kelompok minoritas, perbedaan-perbedaan karakter nasional dan dinamika
kelompok. Dalam makalah ini, kita akan memusatkan perhatian pada teori Lewin
tentang struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian yang dikaitkan dengan
lingkungan psikologis, karena orang-orang dan lingkungannya merupakan
bagian-bagian ruang kehidupan (life space) yang saling tergantung satu sama
lain. Life space digunakan Lewin sebagai istilah untuk keseluruhan medan
psikologis.
Evaluasi konsep kepribadian
dari Kurt Lewin
a.
Struktur Kepribadian
Lewin menggambarkan manusia sebagai pribadi
berada dalam lingkungan psikologis, dengan pola hubungan dasar tertentu. Dengan
cara ini , Lewin berusaha mematematisasikan konsep-konsepnya sejak dari
permulaan. Matematika Lewin menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan
istilah-istilah yang berbeda. Pada dasarnya matematika Lewin merupakan jenis
matematika untuk menggambarkan interkoneksi dan interkomunikasi antara
bidang-bidang spasial dengan tidak memperhatikan ukuran dan bentuknya.
Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di
dunia dapat dilakukan dengan menggambarkan suatu figur yang tertutup. Batas
dari figur menggambarkan batas-batas dari entitas yang dikenal sebagai pribadi.
Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (pribadi), sedangkan
segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalah non-P.
Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan
psikologis ialah dengan menggambar suatu figur tertutup lain yang lebih besar
dari pribadi dan yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur yang melingkupi ini
tidak penting asalkan ia memenuhi dia syarat yakni lebih besar dari pribadi dan
melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari batas
lingkaran yang menggambarkan pribadi. Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar
suatu ilustrasi atau alat peraga, melainkan sungguh-sungguh merupakan suatu
penggambaran yang tepat tentang konsep-konsep struktural yang paling umum dalam
teori Lewin, yakni pribadi, lingkungan psikologis dan ruang hidup. Unsur-unsur
pembentuk kepribadian menurut Kurt Lewin terdiri atas :
1)
Ruang Hidup
Ruang hidup mengandung semua kemungkinan fakta
yang dapat menentukan tingkah laku individu. Ruang hidup meliputi segala
sesuatu yang harus diketahui untuk memahami tingkah laku kongkret manusia
individual dalam suatu lingkungan psikologis tertentu pada saat tertentu.
Tingkah laku adalah fungsi dari ruang hidup. Secara matematis: TL=f(RH).
Fakta-fakta non psikologis dapat dan sungguh-sungguh mengubah fakta-fakta
psikologis. Fakta-fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga menghasilkan
perubahan-perubahan dalam dunia fisik. Ada komunikasi dua arah antara ruang
hidup dan dunia luar yang bersifat dapat ditembus (permeability), tetapi dunia
fisik (luar) tidak dapat berhubungan langsung dengan pribadi karena suatu fakta
harus ada dalam lingkungan psikologis sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh
pribadi.
2)
Lingkungan Psikologis
Lingkungan psikologis merupakan daerah di dalam
elips tetapi diluar lingkaran. Daerah ini dibagi-bagi dalam pecahan-pecahan
yang disebut region. Sedangkan semua garis yang tertera pada diagram diatas
yang merupakan batas antar sel, antar region disebut bondaris. Lingkungan
Psikologis berhenti pada batas pinggir elips, tetapi batas antara pribadi dan
lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal ini berarti fakta fakta lingkungan
dapat mempengaruhi pribadi. Secara matematis : P = f (LP). Dan fakta fakta
pribadi dapat mempengaruhi lingkungan. Secara matematis : LP = f (LP).
3)
Pribadi
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen,
terbagi menjadi bagian-bagian yang terpisah meskipun saling berhubungan dan
saling bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi sel-sel. Sel-sel yang
berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel-sel peripheral (p),
sel-sel dalam pusat lingkaran disebut sel-sel sentral (s). Sistem motor
bertidak sebagai suatu kesatuan karena biasanya lahannya dapat melakukan suatu
tindakan pada satu saat. Begitu pula dengan sistem perseptual artinya orang
hanya dapat memperhatikan dan mempersepsikan satu hal pada satu saat. Bagian
bagian tersebut mengadakan komunikasi dan interdependen, tidak bisa berdiri
sendiri.
4)
Lingkungan Non-Psikologis
Lingkungan ini luasnya tidak terhingga sehingga
tidak mempunyai bondaris (pada gambar dibatasi persegi empat). Apa saja yang
ada tetapi tidak menjadi stimulus bagi diri seseorang bisa termasuk kedalam
lingkungan non psikologis seperti benda,obyek, fakta-fakta atau situasi sosial.
Benda atau obyek secara fisik dekat individu tetapi bila tidak menyentuh fungsi
psikologisnya maka benda itu secara psikologis tidak berada di daerah
psikologis sehingga benda berada di daerah non psikologis (daerah kulit
asing).
b.
Dinamika Kepribadian
Konsep-konsep dinamika pokok dari Lewin terdiri
atas energi psikis (psychic energy), tegangan , kebutuhan (need), tindakan
(action) meliputi vector (kekuatan yang mendorong terjadinya tingkah laku) dan
valensi (nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi) serta lokomosi (perpindahan
lingkaran pribadi). Konstruk-konstruk dinamik ini menentukan lokomosi khusus
dari individu dan cara ia mengatur struktur lingkungannya, Lokomosi dan
perubahan-perubahan struktur berfungsi mereduksikan tegangan dengan cara
memuaskan kebutuhan.
Suatu tegangan dapat direduksikan dan
keseimbangan dipulihkan oleh suatu lokomosi substitusi. Proses ini menuntut
bahwa dua kebutuhan erat bergantungan satu sama lain sehingga pemuasan salah
satu kebutuhan adalah melepaskan tegangan dari sistem kebutuhan lainnya.
Akhirnya, tegangan dapat direduksikan dengan lokomosi-lokomosi murni khayalan.
Seseorang yang berkhayal bahwa ia telah melakukan suatu perbuatan yang sulit
atau menempati suatu jabatan yang tinggi mendapat semacam kepuasan semu dari
sekedar berkhayal tentang keberhasilan.
c.
Perkembangan Kepribadian
Menurut Lewin, hakekat Perkembangan Kepribadian
itu adalah:
1)
Diferensiasi yaitu semakin
bertambah usia, maka region-region dalam pribadi seseorang dalam LP-nya akan
semakin bertambah. Begitu pula dengan kecakapan-kecakapan/keterampilan-keterampilannya.
Contohnya: orang dewasa lebih pandai menyembunyikan isi hatinya daripada
anak-anak (region anak lebih mudah ditembus)
2)
Perubahan dalam variasi tingkah
lakunya
3)
Perubahan dalam organisasi dan
struktur tingkah lakunya lebih kompleks
4)
Bertambah luasnya arena aktivitas
individu. Contohnya: anak kecil terikat oleh masa kini sedangkan orang dewasa
terikat oleh masa kini, masa lampau dan masa depan.
5)
Perubahan dalam realitas. Dapat
membedakan mana yang khayal dan yang nyata, pola berpikir meningkat ,contohnya
dari pola berpikir assosiasi menjadi pola berpikir abstrak.
Evaluasi Konsep Kepribadian Menurut Kurt Lewin
Kritik terhadap teori Lewin dapat dikelompokkan
dalam 4 topik yaitu:
a.
Penggambaran tipologis dan
vaktorial dari Lewin tidak mengungkapkan sesuatu yang baru tentang tingkah
laku, banyak teori lain yang lebih komprehensif dan bila teori itu digambarkan
dengan tipologi Lewin maka hasilnya akan lebih menggambarkan jiwa manusia bila
dibandingkan dengan rincian struktur jiwa dari Lewin.
b.
Lewin tidak mengelaborasi pengaruh
lingkungan luar atau lingkungan obyektif, memang dikemukakan sifat bondaris
antara lingkungan psikologis dengan lingkungan obyektif yang permeable, namun
hal ini tidak diikuti oleh penjelasan dinamika bagaimana lingkungan luar itu
mempengaruhi region-region atau menjadi region baru.
c.
Lewin kurang memperhatikan sejarah
individu pada masa lalu sebagai penentu tingkah laku. Ini merupakan resiko
teori yang mementingkan masa kini dan masa yang akan datang.
d.
Lewin menyalahgunakan konsep ilmu
alam dan konsep matematika. Memang tidak mudah memahami jiwa dengan memakai
rumus-rumus matematika. Bahkan Lewin berani mengambil resiko dengan memakai
istilah-istilah dalam matematika dan fisika untuk dipakai dalam psikologi
dengan makna yang sangat berbeda dengan makna aslinya.
2.
Menurut Rogers E (1962)
Menurut Rogers E, perubahan sosial adalah proses di
mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu
antara anggota suatu sistem sosial. Langkah-langkah untuk mengadakan perubahan
menurut Rogers antara lain:
a. Tahap
Awareness
Tahap awal
yang menyatakan bahwa untuk mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran
untuk berubah.
b. Tahap
Interest
Tahap ini
menyatakan untuk mengadakan perubahan harus timbul perasaan suka/minat terhadap
perubahan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk
berubah.
c. Tahap
Evaluasi
Pada tahap
ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak ditemukan hambatan
selama mengadakan perubahan.
d. Tahap Trial
Tahap ini
merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang
baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan situasi yang ada.
e. Tahap Adoption
Tahapan
terakhir yaitu proses perubahan terhadap sesuatu yang baru setelah ada uji coba
dan merasakan ada manfaatnya sehingga mampu mempertahankan hasil perubahan.
Rogers juga
membagi karakter dari adopsi yaitu:
a. Relative advantage
b. Compatibility
c. Complexity
d. Trialability
e. Observability
Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya
mengidentifikasi 5 kategori pengguna inovasi:
a. Innovators
Adalah kelompok orang yang berani dan
siap untuk mencoba hal-hal yang baru. Hubungan sosial
mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya.
b. Early
Adopters
Kategori adopter
seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding
kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi.
c. Early
Majority
Kategori pengadopsi seperti ini
merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah
inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum
membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang
lama.
d. Late
Majority
Kelompok yang ini lebih berhati-hati
mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah
mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan.
e. Laggards
Kelompok ini merupakan orang yang
terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan
untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan
orang-orang yang memiliki pemikiran sama
dengan mereka.
3.
Menurut Lippit
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt
mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah
perubahan yaitu:
a. Mendiagnosis
masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang
mungkin mendukung atau menghambat perubahan
b. Mengkaji
motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah
c. Mengkaji
motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari
dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional
maupun berdasarkan pengalaman
d. Menyeleksi
objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat
untuk membuat perencanaan
e. Memilih
peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi
konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
f. Mempertahankan
perubahan
Perubahan diperluas, mungkin
membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
g. Mengakhiri
hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai
mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah
dapat mandiri.
4. Menurut Havelock
Teori ini
merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang
akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap
sebagai perubahan menurut Havelock antara lain:
1. Membangun
suatu hubungan
2.
Mendiagnosis masalah
3.
Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4. Memilih
jalan keluar
5.
Meningkatkan penerimaan
6.
Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
5. Teori
Spradley
Spradley menegaskan
bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan
hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah
langkah dasar dari model Spradley:
a.
Mengenali gejala
b.
Mendiagnosis masalah
c.
Menganalisa jalan keluar
d.
Memilih perubahan
e.
Merencanakan perubahan
f.
Melaksanakan perbahan
g.
Mengevaluasi perubahan
h.
Menstabilkan perubahan
Faktor pendorong terjadinya perubahan
a.
Kebutuhan
dasar manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang tersusun berdasarkan hirarki kepentingan.
Kebutuhan yang belum terpenuhiakan memotivasi perilaku sebagaimana teori
kebutuhan dari maslow (1945). Didalam keperawatan kebutuhan ini bias dilihat
darimana keperawatan dapat mempertahankan diri sebagai profesi dalam upaya
memenuhi keutuhan masyarakan akan pelayanan/ asuha keperawatan yang
professional.
b.
Kebutuhan
dasar interpersonal
Masyarakat memiliki tiga kebutuhan dasar interpersonal yang melandasi
sebagian besar perilaku seseorang: (1) kebutuhan untuk berkumpul bersama-sama;
(2) kebutuhan untuk mengendalikan/melakukan kontrol; dan (3) kebutuhan untuk
dikasihi, kedekatan dan perasaan emosional. Kebutuhan terebut didalam
keperawatan diartikan sebagai upaya keperawatan untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam pembangunan kesehatan dan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Faktor penghambat
Menurut New
dan Couillard(1981) faktor penghambat (restraining force) antara lain:
a. Mengancam
kepentingan peribadi
b. Presepsi
yang kurang tepat
c. Reaksi
psikologis
d. Tolleransi
untuk berubah rendah
Macam Proses Perubahan
a.
Perubahan
ditinjau dari sifat proses:
1)
Perubahan Spontan
v Sebagai
respon terhadap kejadian alamiah yang terkontrol
v Perubahan
yang akan terjadi tidak dapat diramalkan sebelumnya
2)
Perubahan pada perkembangan
Perkembangan/
kemajuan yang terjadi pada individu, kelompok dan organisasi dalam
pertumbuhan-perkembangan
3)
Perubahan yang direncanakan
Sebagai
upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik, dapat dikontrol
b.
Perubahan
ditinjau dari sifat keterlibatan
1)
Perubahan partisipatif
# Melalui
penyediaan informasi yang cukup
# Adanya sikap
positif terhadap inovasi
# Timbulnya
komitmen
2)
Perubahan paksaan (coerced change)
# Melalui
perubahan total dari organisasi
# Memerlukan
kekuatan personal (personal power)
c.
Perubahan
ditinjau dari sifat pengelolaan
1)
Perubahan berencana
# Menyesuaikan
kegiatan dengan tujuan
# Dengan titik
mula yang jelas dan dipersipkan, sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai
2)
Perubahan acak/kacau
# Tanpa usaha
mempersiapkan titik awal perubahan
# Tidak ada usaha
mempersipakan kegiatan sesuai dengan tujuan
KESIMPULAN
Berubah
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau
institusi. Beberapa teori-teori perubahan yang ada dan banyak dipakai dalam
ilmu menejemen antara lain:
a. Teori Lewin
b. Teori Rogers
c. Teori Lippitt
d. Teori Havelock
e.
Teori Spadley
Ada empat
tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan,sikap, perilaku
individual, dan perilaku kelompok. Bila kita tinjau dari sikap yangmungkin
muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan
partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
Faktor-faktoryang
akan merangsang penolakan terhadap perubahanmisalnya: kebiasaan, kepuasan akan
diri sendiri danketakutan yang melibatkanego. Orang-orang biasanya takut
berubah karena kurangnya pengetahuan,prasangka yang dihubungkan dengan
pengalaman danpaparan dengan oranglainserta ketakutan pada perlunya usaha yang
lebih besar untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi.
Ada beberapa
strategi untuk memecahkan masalah-masalah dalam perubahan, strategi tersebut
antara lain yaitu:
1. Strategi
Persahabatan
2. Strategi Politis
3. Strategi Ekonomis
4. Strategi Akademis
5. Strategi Teknis
6. Strategi Militer
7. Strategi Konfrontasi
DAFTAR
PUSTAKA
Adhi, Pinasthika.
2010. Konsep Kepribadian Menurut Kurt
lewin. http://www.pinasthika.co.
id/index.php/the-community/106-konsep-kepribadian-menurut-kurt-lewin.Diakses
pada tanggal 17 November 2011.
Nurhidayah,
Rika Endah. 2003. Keperawatan dan
Perubahan. http://repository.usu.ac.
id/bitstream/123456789/3593/1/keper-rika1.pdf.
Diakses pada tanggal 16 November 2011.
Arifiyanto,
Dafid. 2008. Konsep Berubah. http://dafid-pekajangan.blogspot.com./2008/03/konsep-berubah.html. Diakses pada tanggal 16 November 2011.
Kanitha, Dafif. 2011. Konsep Berubah dalam Keperawatan. http://kanitha.wordpress.com/2011/07/06/konsep-berubah-dalam-keperawatan/. Diakses pada tanggal 17 November 2011.
Kanitha, Dafif. 2011. Konsep Berubah dalam Keperawatan. http://kanitha.wordpress.com/2011/07/06/konsep-berubah-dalam-keperawatan/. Diakses pada tanggal 17 November 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar